Selasa, 09 Februari 2010

Wafatnya seekor ikan Lele...

kabar duka, tepat hari minggu, tanggal 7 februari 2010, ikan lele kesayangan adikku akhirnya meninggal secara perlahan setelah menjalani 'penyiksaan' yang diciptakan oleh kami sendiri, orang2 satu rumah, huhuhuhu... maafffff...
jadi sejarahnya begini, adikku pulang dari rumah sepupu kami, yang punya kolam ikan lele, dan nggak tau gimana ceritanya, dia bawa pulang satu ekor ikan lele berukuran besar.... trus aku tanya, "buat apa itu ikan?", dia dengan muka sedih ngejawab, "nggak tau, sepertinya ini kesalahan bapak, nanti dia akan mati kalo dibawa kerumah kita, kan nggak ada yang mau ngurus dan kasih makan...".... oh ya ampun, ini sungguh menyedihkan....trus dia nyambung lagi, " bapak yang bawa, bukan kami yang minta.... pasti dia akan mati...." sudahlah kalau begini, uda mulai mewek2 dia. kasian. memang kuakui, keluarga kami punya catatan buruk dalam mengurus berbagai fauna, mulai dari anak ayam, kambing, kelinci (ini yang paling tragis, malu aku jadinya), sampe ikan... nggak ada satupun yang berhasil dirawat sampai lebih dari satu tahun.
dan yang lebih mengherankan lagi, adikku, si Fariz itu, paling peka sama yang namanya binatang, pasti sensitiflah dia kalo bicara tentang memelihara hewan, menurutnya, lebih baik nggak usah beli binatang peliharaan daripada hewan tersebut harus dipelihara sama keluarga kami ini. ntar naas binatangnya, umur pendek!
dari siang sampai pagi, sebelum berangkat sekolah, setelah pulang sekolah, sebelum tidur, pas melek bangun tidur, pasti dia ngecek tu ikan lele. katanya, " kasihan kali ikan ini, dia terpisah dari anak-anaknya, pasti anak-anaknya lagi menunggu mamaknya pulang, kami sediiiiiiiiihhhh!!!!" mulailah dia meraung-raungi si ikan yang sebenarnya nggak kenapa2 itu.
well, we don't know what to say, inilah cara berfikir anak laki-laki berumur 9 tahun. ntah darimana dia bisa mikir kayak gitu, darimana imajinasinya tentang anak-anak ikan yang menunggu emaknya pulang, weleh2...
bahkan dia rela ngejagain pintu depan rumah supaya nggak ada kucing liar yang mengganggu ketenangan si lele itu. hingga akhinya prahara itu datang mendekat bak pasir di air yang makin merengsek minta singgah di pantai... ssssstttaaaahhhhh... hahahahahahaha!!!!!!
pas pulang jam 9 ke rumah, kami menemukan si ikan lele telah mengapung2 dan busuk didalam embernya, sontak si Fariz sedih, trus dia nangis lagi! aku tidak menyangka adikku sesensitif itu, kawan2.. aku capek menenangkan dan menjelaskan sama dia kalo dia tu udah berlebihan, itu kan cuma ikan lele, dan anak2nya pasti dapat kebahagiaan disana nggak harus tanpa ibunya... dia masih aja bersedu-sedan, sampe setengah jam, dia pun berhenti, mungkin uda capek nangis dia. merepet lagi, " ini gara2 Bapak, bapak yang nggak pulangin dia ke kolamnya!!!! jadinya anak2nya nggak ada mamak lagi!!!! kami sedih!!!!!"..
ya ampun.... akhir yang buruk....
mungkin, suatu saat kalo dia udah besar, aku bakal nganjurin dia buat jadi dokter hewan, atau aktivis pembela hewan-hewan teraniaya, kan banyak orang yang berprofesi menuruti latar belakang masa kecilnya, kayak Adolf hitler yang kata orang 'keji' berkat perlakuan ayahnya itu, trus juga ada Babe alias Baekuni yang kerjaannya ngejagal anak orang karena dia dapat pelakuan yang sama pas masa kecilnya, nggak tau deh ini semua salahnya siapa.....
well, it's time to burn the monster fish, and pray for it.... Rest In peace, ya ikan Lele....

Minggu, 07 Februari 2010

Harga diri ne, harga diri!!!!!

ehem2...
menjalani senin demi senin, dengan deg2an luar biasa, harga diri ikut jadi taruhannya. masalahnya gini, setiap senin kan ada upacara bendera, nah, aku dan kawan2, selaku pengurus OSIS terbaru dapat tugas ngelatih dan membimbing petugas upacaranya... dan masalahnya, petugas upacaranya sussahnya minta ampun buat dilatih. belum selesai dilatih, udahlah orang itu kelayapan kemana-mana, berhamburan satu lapangan itu.. belum lagi orang tu merengek2 kayak anak kecil minta beli minum ke kantin... aaarghhh... stressssss aku dibuatnya! edanlah! tanggung jawab yang berat. dengan didukung dengan cuaca bulan safar yang sangat-sangat 'bersahabat' alias teriknya nyampe 32 derajat celcius yang bisa bikin kepala manusia normal jadi pitam nggak kepalang.. tu masih manusia normal, gimana sama manusia yang darahnya nggak normal, kayak aku ini... udahlah... mau pingsan rasanya aku lama-lama di lapangan. pimpinan upacara udah beres, penjemput juga uda. yang megang pancasila uda dapat, protokol udah seeeeep, giliran nyari petugas buat baca do'a, nggak ada yang mau satupun, semua saling tolak-menolak, ihhh... payahnya jadi seniorrr... trus pas nyari penggerek bendera juga gitu, yang alasannya nggak bakatlah, nggak bisalah, sakit kakilah.. hah!!!! inilah akibat dari sekolah yang nggak nyediain ekskul PASKIBRA... keteteran pas mau upacara..... sungguh merana...
ngelatih penggerek bendera juga makan waktu lama, sebenarnya nggak salah adik2 tu juga kalo mereka nggak lancar pas hari H, pasalnya, waktu buat latihan secepat kilat gitu...
nah, penyakitnya, pas hari senin, banyak anak2 OSIS yang menghindar dengan datang telat, atau malah nggak datang sama sekali demi jangan dipanggil menggantikan adik-adik yang dengan psarah menggelengkan kepalanya pas dipanggil untuk beraksi...
dan nggak cuma anak OSISnya yg nggak datang, lebih parah lagi, petugas upacaranya juga nggak ada yang datang!!! kayak ginilah tipe-tipe anak indonesia, sukanya menghindari masalah, akibatnya, sampe kapan masalah itu mau dihindari... rasakanlah sendiri...
hehehe, akhirnya mukaku yang jadi pajangan di depan semua murid dan dewan guru, dengan tatapan yang mengesankan," kok gini, sih, anak2 OSIS ngelatihnya?"
aaarghhhhh!!! saat-saat memalukan!!!! dasar tega!!!! alhasil, disidanglah aku sendirian di kantor guru... huhuhuhuhuhu...
doakan saya, ya..... semoga harga diriku nggak dapat ditaksir pake angka...
ngerti kan, sekarang, harga diri ne, harga diri!!!!